Oleh : Aji Sutrisno
Ada yang berbeda dari wajah pendidikan di Indonesia sekarang. Setelah
kabar yang menjadi buah bibir banyak orang, akan melandanya Kiamat di
Tahun 2012 lalu, ternyata membawa pengaruh besar tidak hanya pada sisi
kehidupan sosial, ekonomi serta politik saja. Tetapi membawa pula dampak
yang besar bagi dunia pendidikan. Memang bukan dampak yang serius
layaknya tatatan kehidupan lainnya. Pengaruh zaman setelah kiamat pada
dunia pendidikan pun sangat berbeda sekaligus asing. Dari mula sebelum
adanya bunyi “kentongan” yang menggembar-gemborkan;
“Woy..pengumuman-pengumuman dunia bakal berakhir nih, siap-siap ya. Ayo
siapkan negara ini menjadi negara berintelektual tinggi”.
Kini bangsa ini seakan tergugah dari kematian yang memilukan hati banyak orang. Bagaimana tidak ? Kiamat nyatannya membawa banyak polemik di dunia pendidikan khususnya. Seakan-akan semua yang berhubungan dengan pendidikan menjadi hal dasar untuk merubah segala keadaan diakhir dunia ini (katanya). Tak terkecuali juga sistem didalamnya, Setelah sekian lama pendidikan di negara ini benar-benar mati akan metode maupun variasi, Sekarang muncullah berbagai sistem-sistem pendidikan baru.
Seperti halnya sistem pada pelaksanaan Ujian Nasional Tahun 2013 ini.
Entah apa yang ada dibenak Sang Menteri Pendidikan pada khususnya dan
Pemerintah pada umumnya, membuat sistem yang demikian ini. Sistem yang
amat baru dan anyar, sangat gress pula. Didalamnya terdapat
metode-metode maupun cara pelaksaan Ujian Nasional yang sangat acuh dari
tahun-tahun sebelumnya. Jika dulu sistem yang digunakan hanya memberi
kemudahan bagi siswa-siswi untuk berexplore hal-hal yang tidak
wajar, Jika sistem yang dulu hanya memberikan kebebasan bagi setan-setan
untuk berkeliaran, Sekarang hal itu seakan musnah dan sirna seiring
gebrakan total dari pemerintah. Saya tidak mengerti betul apa yang ada
difikiran pemerintah indonesia sekarang ini, saya yang statusnya juga
masih seorang siswa yang akan menjajal sistem yang amat ribet ini
merasakan kebingungan hati yang teramat dalam. Bagaimana tidak ? Sistem
yang dibuat terlalu memojokkan dan menyulitkan. Kenapa sistem yang baru
ini dengan penanaman pengerjaan ujian super canggih dan modern, “TIDAK”
diterapkan di tahun-tahun sebelumnya, dan kenapa hanya pada pada tahun
2013 saja baru dicanangkan ?.
Terus terang saja saya sedikit takut dengan sistem baru yang belum
pernah saya hadapi ini. 20 paket mulanya kemudian ditambah 10 hingga
menjadi 30 paket soal, Tidak lagi menggunakan kode angka melainkan
menggunakan “Barcode”, Bahkan soal dengan lembar jawaban menyatu. Bagaimana saya tidak kebingungan dan sedikit takut dengan sistem yang seperti ini ?.
Entah apa yang di mau pemerintah terhadap sistem baru ini.
Entah apa yang di mau pemerintah terhadap sistem baru ini.
Timbul opini pribadi yang saya kaji dari berbagai pengamatan akan
perubahan tiba-tiba dalam dunia pendidikan di Tahun 2013 ini. Pertama,
Pemerintah mungkin baru menyadari betapa rendahnya kualitas dan
kuantitas pendidikan di Indonesia ini. Ditunjukan dari tingkat kelulusan
yang masih rendah dibanding negara-negara lainnya, Sehingga
menggerakkan hati pemerintah untuk merubah sedikit tatanan maupun sistem
yang ada dalam dunia pendidikan itu sendiri. Kedua, Pemerintah mungkin
ingin merubah sedikit sistem pendidikan yang selama ini terlalu “monoton”
alias itu-itu aja dari tahun ketahun, kemudian untuk menunjang lebih
baiknya pendidikan di Indonesia ini pemerintah membuat metode serta
variasi-variasi baru seperti yang telah saya jelaskan diatas. Ketiga,
timbul persepsi dari pribadi saya sendiri, Bahwa pemerintah membuat atau
mencanangkan sistem baru ini akibat dari kesudah tidak maunya lagi
pemerintah memperhatikan nasib pendidikan akibat dari tahta yang sudah
hampir “berakhir”. Sehingga secara langsung maupun tidak langsung pemerintah sengaja membuat sistem baru yang “ajur-ajuran”
tingkat kesulitannya, karna sudah tidak ada tanggung jawabnya lagi
terhadap jalannya pemerintahan di masa kedudukan kepala negara pada masa
ini.
Selain itu masih banyak lagi persepsi yang muncul ditengah gebrakan
pemerintah di dunia pendidikan pada tahun 2013. Namun setidaknya langkah
yang telah ditempuh pemerintah sekarang, Demi satu tujuan utama untuk
tercapainya cita-cita bangsa dalam memperbaiki citra maupun kualitas
pendidikan di negara tercinta ini. Kiranya sebuah perubahan harus
dilakukan “se-extrem” mungkin apabila saat-saat untuk berubah
itu menjadi hal yang sangat penting untuk kebaikan masyarakat maupun
kepentingan bangsa dan negara, (semoga).
Juma’t, 29 Maret 2013
http://politik.kompasiana.com/2013/03/29/un-2013-korban-percobaan-atau-korban-politik-pengakhiran-546253.html
0 comments:
Post a Comment