Api Tak Kunjung Padam, Pamekasan
– Madura merupakan sebuah Pulau kecil nan terpencil didaerah timur laut
Pulau Jawa. namun jangan salah, Madura merupakan sebuah Pulau yang kaya
akan kebudayaan, adat istiadat dan keanekaragaman alamnya. Selain Karapan Sapi,
masih banyak keunikan yang terdapat di Madura namun belum di eksplorasi
dan dikembangkan oleh pemerintah setempat. bahkan semua sumber daya ini
terlihat di acuhkan. Salah satunya adalah tempat-tempat wisata di
Madura yang kurang terawat. padahal itu semua merupakan asett yang
paling berharga untuk mengenalkan Madura pada dunia.
Api tak kunjung padam,
sebuah sebuah tempat wisata yang begitu menakjubkan terdapat di Pulau
Madura bagian timur ini, tepatnya terletak di desa Larangan Tokol,
Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan yang berjarak 4 km kearah selatan
dari kota pamekasan. Jengkah begitu
masyarakat setempat menyebut tempat wisata ini. tempat ini sangat unik
karena wisata alam seperti ini hanya ada 2 di Indonesia. tempat wisata
yang biasa disebut sebagai api tak kunjung padam ini
merupakan sebuah wisata alam yang masih alami, sebuah wisata yang boleh
dibilang hot (panas) karena wisata ini berkaitan dengan pesona
pemandangan api yang tak pernah mati (abadi).
Api tak kunjung padam
ini merupakan api abadi yang tidak pernah padam meski diguyur hujan
lebat sekalipun. bukan berarti api ini akan tetap hidup di waktu hujan,
melainkan mati apabila hujan dan akan menyala kembali setelah hujan
berhenti. Nyala api tak kunjung padam ini berada di
dalam lingkaran pagar, jadi warga sekitar tidak perlu takut api ini akan
menjalar ke rumah mereka. jika tanah disekitar titik api ini digali
maka akan timbul nyala api yang besar berwarna biru seperti pada kompor
gas dan bertekanan udara.
Pemilik kawasan wisata Api tak kunjung padam
ini adalah bapak H.Ali. menurut beliau tanah ini adalah warisan turun
temurun keluarganya. banyak mitos yang menceritakan asal mula
terbentuknya api tak kunjung padam ini. menurut cerita
rakyat disana, kenapa daerah tersebut dapat memancarkan nyala api yang
tak pernah mati adalah berawal dari seorang pemuda bernama Hadagi
yang belajar agama islam. dan kemudian ia menyebarkan ajaran islam
didesa larangan tokol tersebut. karena kepandaiannya ia memperoleh
julukan “Ki Moko” dari warga sekitar. suatu ketika Ki
Moko ingin mempersunting seorang putri Palembang dengan mas kawin berupa
mata ikan yang ia dapatkan di sungai timur. ikan itu sejenis lele yang
kata orang Madura disebut dengan juko’ ketteng
(Bahasa madura). kemudian mata ikan itu dibawa untuk dipersembahkan
kepada putri palembang sebagai mas kawinnya. peristiwa ajaib pun
terjadi, mata ikan itu berubah menjadi mutiara.
Kemudian pesta pernikahan pun
dilangsungkan tepat di bawah pohon Palembang, karena keadaan yang gelap,
maka Ki Moko menancapkan tongkatnya ke tanah. Peristiwa ajaib pun
kembali terjadi. seketika itu muncullah api dari bekas tancapan tongkat
tadi. dan titik api itulah yang hingga kini masih terus menyala dan
dinamakan dengan api tak kunjung padam.
Usut punya usut ternyata tanah dikawasan
itu mengandung belerang yang kemudian bergesekan dengan O2, maka
terjadilah fenomena api menyala yang tak kunjung padam itu. Sebenarnya
terdapat dua tempat dimana api abadi itu menyala dan masih dalam satu
kawasan yang berdekatan. yang pertama berada ditempat yang biasa
dikunjungi para wisatawan, baik lokal maupun asing dan disebut dengan Apoy Lake (Api laki-laki). Satunya berada tepat didekat pintu masuk (di tengah sawah) yang biasa disebut dengan Apoy Bine’ (Api
wanita). selain itu kawasan itu juga terdapat sumber air yang
mengandung belerang, konon katanya bisa menyembuhkan berbagai jenis
penyakit kulit. tapi sekarang sumber air itu sudah tidak ada lagi karena
pipanya macet.
Tempat
wisata ini buka 24 jam penuh apalagi karcis masuknya sangat murah yaitu
Rp 1500 untuk kendaraan roda dua dan Rp5000 untuk mobil. Karena kawasan
wisata tersebut sangat indah apabila dinikmati malam hari maka daerah
itu sering dijadikan sebagai tempat perkemahan. Pada Tahun 2006 lalu
kawasan wisata ini dijadikan tempat Jambore Pramuka se-Jatim. selain itu
tempat ini merupakan salah satu tempat romantis bagi kaum muda-mudi
yang ingin berkunjung kesana dengan orang spesial.
Namun semuanya kini beralih fungsi, Api tak kunjung padam
bukan lagi sebuah tempat wisata alami dengan keunikan alamnya berupa
tanah yang terus-menerus mengeluarkan nyala api yang indah. Kini tempat
wisata api tak kunjung padam ini lebih mirip
perkampungan kumuh yang sesak dengan warga dan peralatan-peralatan rumah
tangganya. Maya salah seorang pengunjung asal Surabaya, mengaku sangat
menyayangkan keberadaan tempat wisata di Pamekasan ini. Ia berharap,
pemerintah setempat mau segera melakukan penanganan serius terhadap
tempat wisata yang sebenarnya cukup unik tersebut.
Pemerintah Setempat seakan tidak tahu
menahu dengan potensi dan aset yang sangat besar ini. padahal apabila
tempat-tempat wisata di Madura khususnya Pamekasan ini di perhatikan dan
lebih diseriusi dalam pengelolaannya akan menjadi sebuah aset besar
untuk mempromosikan Madura dan daerahnya kepada dunia dan masyarakat
luas. semoga dengan adanya artikel ini ada aparatur pemerintah yang mau
meluangkan waktunya untuk memperjuangkan dan memperhatikan aset-aset
wisata di daerah Pamekasan.
Kalau bukan kita siapa lagi yang peduli kepada Madura serta kebudayaan dan keunikan didalamnya. Api tak kunjung padam Save Our Madura.
http://plat-m.com/api-tak-kunjung-padam/
0 comments:
Post a Comment