Saat bersekolah di SMA Kanisius sekira 30 tahun lalu, dia selalu
membawa tas echolac berwarna hitam yang bentuknya sangat kaku. Tubuhnya
kurus, berkaki panjang, dan berkacamata tebal.
Kendati begitu, dia sangat bersemangat. Kalau bicara, nadanya selalu
berenergi dan dia sangat pintar. Dia selalu menolong teman-temannya.
Rumahnya terletak di daerah Jakarta Kota. Jika ada praktikum
elektronika yang rumit, dia selalu lebih cepat selesai. Keahliannya di
bidang elektronika didukung rumahnya yang tidak jauh dari pusat
pertokoan Harco di Glodok sehingga dia lebih cepat mendapatkan komponen
elektronika. Sosok kurus yang berkacamata tebal itu adalah Sehat
Sutardja, yang 10 tahun lalu menggemparkan Amerika Serikat (AS) sebagai
anak muda paling kaya, di bawah usia 40 tahun. Nama Sehat Sutardja
mungkin terdengar asing di telinga sebagian besar orang Indonesia. Tetapi, tidak di kancah global.
Apalagi, pada 2007 majalah Forbes memasukkan Sehat sebagai salah
satu orang terkaya di Negeri Paman Sam. Sehat adalah pendiri Marvell
Technology Group, salah satu perusahaan semikonduktor terbesar di
dunia. Sehat mendirikan perusahaan ini bersama saudaranya, Pantas
Sutardja. Kisah dua bersaudara kelahiran Jakarta yang sukses mendirikan
perusahaan di AS itu menjadi inspirasi masyarakat di dalam negeri. Di
perusahaan yang didirikan sejak 1995 itu, Sehat menjadi CEO dengan
jumlah karyawan mencapai 5.000 orang. Pria kelahiran Jakarta, 9 Juli
1961 silam, ini memang luar biasa. Kecemerlangannya mencapai sukses di
Negeri Paman Sam layak mendapatkan decak kagum.
Sehat yang memiliki nama lahir Tjioe Siu Wen yang semasa kecilnya
tinggal di Jalan Kebon Jeruk XIV No 1, Jakarta Barat, meraih
penghargaan atas 150 paten dan salah seorang fellow The Institute of
Electrical and Electronics Engineers (IEEE). Sehat dikenal sebagai
seorang yang meraih penghargaan sebagai Inventor of the Year oleh the
Silicon Valley Intellectual Property Law Association. Sehat mampu
membuktikan, menjadi kaya tidaklah mesti dimulai menjadi pengusaha.
Namun, kesuksesan di bidang akademik juga amat mendukung. Sehat
tercatat sebagai alumnus Iowa State University untuk S-1 dan University
of California, Berkeley, untuk gelar master dan doktoralnya di bidang
teknik elektro dan ilmu komputer.
Setelah meraih gelar sarjana dari University of California, Sehat
menikahi Weili Dai dan kini dikaruniai dua putra, Christopher dan
Nicholas, yang dua-duanya juga kuliah di perguruan tinggi yang sama
seperti orang tuanya. Namun, jangan salah. Riwayat pendidikan Sehat di
bidang teknik elektro justru dimulai di Jakarta. Sewaktu usia 14 tahun
dia lulus dari lembaga Kursus Radio Gembira di Jalan Gajah Mada 213,
Jakarta Kota, tahun 1975 silam, untuk ijazah reparasi radio transistor.
Kini Sehat telah menjelma sebagai salah seorang konglomerat di AS.
Beragam predikat diraih Marvell sebagai perusahaan maupun Sehat secara
pribadi.
Di antaranya, Sehat terpilih sebagai orang terkaya peringkat 374
dalam daftar 400 orang terkaya di AS versi majalah Forbes. Forbes juga
menobatkan Sehat sebagai orang terkaya ke-891 di dunia pada 2007.
Sementara, Marvell Technology terpilih sebagai salah satu dari 400
perusahaan terbesar di dunia tahun 2006 dan 2009. Tahun 2010 Sehat
tercatat memiliki pendapatan sebesar USD1.642.000 atau sekira Rp16,4
miliar per tahun, dengan rincian gaji sebesar USD657.000 dan bonus
USD985.000 per tahun. Nama Sehat juga tercantum dalam majalah Forbes
dengan kekayaan bersih USD1 miliar atau sekira Rp10 triliun. Dia masuk
dalam kategori Exclusive Billioners Club untuk pertama kalinya pada
2007.
Perjuangan Sehat bersama tiga orang teman menembus industri
semikonduktor di AS bisa menjadi inspirasi. Dia sebelumnya bukan
siapa-siapa yang kemudian menjadi orang besar. Hanya dalam waktu 10
tahun, setelah didirikan tahun 1995, Marvell berkibar sebagai perusahaan
yang paling dipercaya publik. Beragam media skala internasional, mulai
Forbes hingga Bloomberg, pun menuliskan kisah sukses Sehat dalam
merintis kesuksesannya. Selain sebagai Presiden Direktur Marvell, Sehat
menjabat Presiden dan CEO pada Marvell Semiconductor Inc sejak
1989–1995, Manajer dan the Principal Project Engineer at 8×8 Inc, dan
Dewan Penasihat pada of ICCP Venture Partners Inc yang berkantor di
Silicon Valley.
Bahkan, pada Maret 2009 University of California menobatkan Sehat
bersama istrinya dan kakaknya sebagai orang yang mendonasikan sebesar
USD20 juta untuk pendirian laboratorium pembuatan nano di universitas
tersebut. Padahal, ketika usianya masih 12 tahun, Sehat menganggap
keahliannya dalam melakukan bongkar pasang gelombang radio pendek dan
regulator voltase hanyalah main-main. Apalagi bagi orang tua Sehat,
elektronik saat itu belum menjanjikan sebagai salah satu bidang karier
yang menghasilkan. Namun, Sehat kecil sudah memiliki impian untuk
mendesain dan membuat peralatan elektroniknya sendiri meski orang
tuanya berpikir bahwa elektronik tidak akan banyak memberikan peluang
ekonomi bagi Sehat, kecuali hanya sebagai tukang reparasi televisi.
“Mereka menginginkan saya menjadi seorang dokter,” ujar Sehat
sebagaimana dilansir Bloomberg. Segala macam kesuksesan yang diraih
Sehat bukan tanpa perju angan. Selain karena otaknya yang encer, Sehat
membangun bisnisnya benar-benar dari bawah dan jatuh bangun. Sehat
adalah cerita sukses perjuangan seorang imigran dari Indonesia dengan
mengandalkan ilmu pengetahuan. Dia hijrah ke AS saat berusia 19 tahun.
Dia pun memilih tinggal dan menjadi warga AS. Bersama kakaknya, Pantas
Sutardja, Sehat mendirikan Marvell Technology Group, perusahaan yang
terdaftar dan go public di indeks bursa Nasdaq New York Stock Exchange.
Bukan cuma itu, Marvell tercatat sebagai one of the best managed
company in America dan menjadi kampiun di semi-conductor company top
ten list. Usai menamatkan sekolah di SMA Kolese Kanisius, Jakarta,
Sehat yang bermodalkan semangat, melamar di University of California,
Berkeley, AS. Diterima di universitas bergengsi tak berarti jalan hidup
Sehat lurus-lurus aja. Pada 1995, Sehat berpikir bahwa bila ingin
sukses dia harus memiliki perusahaan sendiri. Bersama kakaknya, Pantas
Sutardja, dan istrinya, Weili Dai, mereka mengumpulkan uang lalu
mendirikan perusahaan TI, Marvell Group.
Tahun-tahun awal dilalui dengan berat. Mereka bekerja tak kenal waktu siang dan malam demi kesempurnaan produknya.
0 comments:
Post a Comment